Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 bergantung pada distribusi vaksin yang merata dan penurunan kasus Covid-19 yang signifikan. Namun seperti yang kita tahu saat ini terjadi gelombang kedua kasus Covid-19 maka proyeksi pertumbuhan bisa direvisi turun
Untuk mengatasi masalah kesehatan dan ekonomi nasional, pemerintah telah melakukan finalisasi pembelian vaksin untuk Covid-19 dari produsen luar negeri. Ketiga perusahaan itu telah sepakat menyediakan vaksin untuk Indonesia pada November mendatang. Ketiga produsen itu yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac. Adapun jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain.
Terkait pengadaan vaksin Merah Putih, Presiden Joko Widodo telah membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19. Tim ini dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19. "Tim pengembangan vaksin Covid-19 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden," demikian bunyi pasal 2 Keppres tersebut, seperti dikutip dari situs resmi Setneg.go.id.
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ralph Van Doorn memaparkan, perkiraan pada 2021 mencerminkan pemulihan yang lebih lemah karena pembatasan mobilitas dan jarak sosial yang masih akan terus ada di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Namun, Bank Dunia memperkirakan ekonomi akan membaik pada tahun ini dan menguat pada 2022. Bank Dunia juga memproyeksikan Ekonomi Indonesia akan membaik pada tahun 2021 dan menguat pada 2022 dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 4,4% dan 4,8% dengan asumsi bahwa kepercayaan konsumen meningkat. sektor-sektor berorientasi ekspor seperti manufaktur dan pertambangan akan didukung oleh pertumbuhan global yang lebih kuat, perdagangan, dan harga komoditas akan pulih
Comments