top of page

Kinerja Keuangan PT Garuda Indonesia



Kinerja keuangan emiten maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) cenderung tertekan pada 2020. Setali tiga uang, pergerakan sahamnya pun menurun pada 2021. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetop perdagangan saham GIAA pada 18 Juni 2021. Suspensi saham terebut masih berlangsung hingga saat ini, sehingga saham Garuda tidak lagi bergerak. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan kerugian senilai US$2,44 miliar atau setara dengan Rp34,45 triliun pada 2020.

Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan US$1,49 miliar atau sekitar Rp21,04 triliun. Nilai itu turun 67,36 persen dari pendapatan pada 2019 sejumlah US$4,57 miliar atau Rp64,48 triliun. Penerbangan berjadwal menjadi kontributor utama pendapatan Garuda senilai US$1,2 miliar pada 2020, anjlok dari 2019 sejumlah US$3,77 miliar. Sementara itu, Garuda harus menanggung beban operasional penerbangan US$1,65 miliar pada 2020, lebih besar dari raihan pendapatan perusahaan. Selain itu, masih ada beban lainnya seperti beban bandara, pelayanan penumpang, operasional jaringan, dan sebagainya. Garuda Indonesia pun membukukan rugi bersih US$2,44 miliar atau setara dengan Rp34,45 triliun pada 2020.


Kerugian itu membengkak dari rugi bersih pada 2019 senilai US$38,94 juta. Ekuitas Garuda pun negatif atau defisiensi modal US$1,94 miliar pada akhir 2020. Kondisi itu berbalik dari ekuitas positif US$582,58 juta pada 2019.


Liabilitas Garuda mencapai US$12,73 miliar pada 2020, dengan perincian liabilitas jangka panjang US$8,44 miliar dan jangka pendek US$4,29 miliar. Liabilitas Garuda bertambah dari 2019 sejumlah US$3,87 miliar. Dalam laporan keuanganya, manajemen Garuda menjelaskan Grup mengalami kerugian sebesar US$2,5 miliar dan pada tanggal 31 Desember 2020, liabilitas jangka pendek Grup melebihi aset lancarnya sejumlah US$3,8 miliar. Garuda mengalami defisiensi ekuitas sebesar US$1,9 miliar. "Pandemi COVID-19, diikuti dengan pembatasan perjalanan, telah menyebabkan penurunan perjalanan udara yang signifikan, dan memiliki dampak buruk pada operasi dan likuiditas Grup," papar manajemen GIAA dalam laporan keuangannya.


Ilmukeuangan.com akan membahas lebih lengkap tentang rahasia mengelola keluangan UMKM di E-course Jurus keuangan.

Dapatkan harga khusus hari ini.


126 views0 comments
bottom of page