Warta Ekonomi, Jakarta -
Tahun 90-an adalah tahun-tahun saat perusahaan yang bernama Kodak sangat berjaya dengan produk kamera manual dan film seluloidnya. Namun, untuk mengabadikan momen, harus menyiapkan kamera dan rol film. Dan untuk melihat hasilnya, film harus dicuci dan dicetak terlebih dahulu.
Kodak didirikan oleh Goerge Eastman pada 1892. Ini merupakan awal pendirian perusahaan yang memproduksi kamera Analog. Enam tahun kemudian kodak mulai memproduksi kamera digital. Artinya, perusahaan inilah yang pertama kali memproduksi kamera digital. Namun, setelah teknologi kamera digital mulai berkembang, kodak bukannya mengembangkan kamera digitalnya, tetapi kodak terus berpacu untuk memproduksi secara besar-besaran kamera analognya yang memang saat itu menjadi andalan perusahaan ini.
Perlahan namun pasti teknologi terus berkembang. Perusahaan-perusahaan kamera di Asia seperti Casio, Nikon, dan Canon melihat bahwa peluang pasar kamera digital sedikit demi sedikit terus meningkat. Akhirnya, ketika dunia memasuki era kamera digital, Kodak kelabakan oleh terjangan rivalnya tersebut.
Bisnis film kamera pun berakhir dan Kodak kesulitan menghasilkan uang. Kamera digital generasi pertama mereka juga kurang diminati karena miskin inovasi. Perkembangan media penyimpanan tidak diikuti oleh Kodak.
Kodak bangkrut karena ketidaksiapan perusahaan dalam mengantisipasi tren perkembangan teknologi. Kodak terlambat membaca peluang bisnis di segmen kamera digital, bahkan tidak menangkap peluang emas dengan kebesaran nama yang dimilikinya untuk meraih pasar yang lebih luas.
------------------------------------------------------------------------------------
KOMPAS.com - Di era tahun 2000-an, BlackBerry pernah menjadi merek ponsel paling populer. Kepopulerannya saat itu menggeser dominasi merek Nokia yang sudah berjaya bertahun-tahun. Setalah tahun 2010, kejayaan BlackBerry mulai menunjukan tanda-tanda meredup.
Tidak butuh waktu lama, beberapa tahun kemudian, dominasi ponsel BlackBerry di pasar ponsel global, benar-benar anjlok. Puncaknya, pada tanggal 4 Januari 2022, perusahaan asal Kanada itu menghentikan seluruh dukungan sistem operasi BlackBerry OS. Itu artinya, semua ponsel dan tablet BlackBerry yang menjalankan sistem operasi tersebut, terutama model lawas, tidak bisa lagi digunakan.
Masih banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menyebabkan bisnis ponsel BlackBerry tumbang? Apakah karena kesalahan strategi atau ada faktor lain? "Kualat" dengan iPhone, kalah saing dari Android Salah satu faktor besar yang mempengaruhi kebangkrutan bisnis ponsel BlackBerry adalah persaingan ponsel pintar alias smartphone yang semakin sengit. Terutama setelah kelahiran iPhone (Apple) generasi pertama di tahun 2007 dan smartphone Android (Google) pertama di tahun 2008.
Tampaknya, BlackBerry tidak cakap mengantisipasi kompetisi yang sengit. Saat Steve Job memperkenalkan iPhone, BlackBerry sempat menganggap remeh. Mereka malah mengabaikannya dan menganggap iPhone sebagai ponsel yang disempurnakan dengan fitur terbaru dan ditargetkan pada konsumen yang lebih muda.
Seakan tidak mau kalah, Blackberry pun mencoba mengeluarkan inovasi terbaru dengan memperkenalkan Storm pada tahun 2018. BlackBerry Storm adalah salah satu ponsel Blackberry dengan mengembangkan fitur layar sentuh mirip iPhone. Walaupun awal penjualannya diklaim cukup tinggi, namun Blackberry Storm menerima banyak keluhan mengenai kinerja perangkat, seperti browsernya yang lelet dan layar sentuh yang mudah nge-lag.Hal tersebut menjadi salah satu faktor penurunan pangsa pasar Blackberry.
Pada tahun 2012 pangsa pasar Blackberry di Amerika Serikat semakin turun dan hanya menguasai 7,3 persen pasar ponsel di Amerika. Ini berbanding terbalik dengan Google dan Apple yang masing-masing mengeklaim 53,7 persen dan 35 persen pangsa pasar di wilayah yang sama saat itu. Penurunan tersebut tentu saja mempengaruhi perubahan yang cepat pada saham perusahaan. Penurunan saham Blackberry paling mencolok terjadi di kuartal pertama tahun 2014, dimana sahamnya turun hingga 30 persen.
Kurangnya inovasi dan aplikasi
Faktor penting lain yang menjadi penyebab runtuhnya kejayaan era BlackBerry adalah revolusi teknologi ponsel. Banyak pihak menilai Blackberry gagal dalam mendorong dan mengembangkan revolusi smartphone.
Sistem enkripsi yang kurang "tegas" Dari segi keamanan, dilansir dari idropnews Rabu (16/02/22) sistem enkripsi pada ponsel Blackberry sebenarnya sudah cukup bagus. Hanya saja, implementasinya kurang "tegas".
BlackBerry 5G yang Gagal sebelum Diluncurkan
Kendati masa kejayaannya telah usai, BlackBerry masih ingin menjajal peruntungan di era konektivitas 5G. Tahun lalu, pemilik lisensi BlackBerry, OnwardMobility sesumbar bahwa ponsel 5G Bl;ackBerry akan diluncurkan
. Namun rencana itu mati sebelum terealisasi. Ponsel BlackBerry 5G, gagal sebelum diluncurkan. Kabar tersebut berasal dari laporan pendiri forum CrackBerry, Kevin Michaluk. CrackBerry adalah situs populer di internet yang berisi informasi dan diskusi seputar perangkat BlackBerry.
Berikut rangkuman beberapa perusahaan yang mengalami kehancuran karena profitabiliti yang kurang baik dan juga pengelolaan finance yang tidak baik.
Apakah perusahaan Anda ingin bernasib sama ?
Tentu saja TIDAK bukan. Anda harus mempelajari ilmu keuangan. Bukan hanya ngeGASS, bisnis itu perlu juga untuk ngeREMM.